SELAMAT DATANG DI SDIT MAWADDAH .... CERDAS…KREATIF…INOVATIF … BE SMART AND SHOLEH STUDENT

SDIT MAWADDAH DALAM KEGIATAN HUT KOTA DEPOK KE.19

  Peserta Karnaval Kec. Cipayung
 Peserta Karnaval Kec. Cipayung
 Bersama Pak Sekcam Cipayung
 Bersama Kakak Pramuka Kec. Cipayung
Peserta Karnaval Mobil Burung Kec. Cipayung

HUT KOTA DEPOK KE.19



Edukasi di Hari Pahlawan

SISWA SDIT MAWADDAH DEPOK 
ZIARAH KE MAKAM PAHLAWAN KALI MULYA DEPOK


PEBRI/RADAR DEPOK
MENGENANG: Siswa dan guru SDIT Mawaddah berfoto bersama di Taman Makam Pahlawan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Senin (13/11).

Momen Hari Pahlawan yang jatuh tiap tanggal 10 November tiap tahunnya, dimanfaatkan SDIT Mawaddah untuk memberikan edukasi kepada siswanya. Kemarin, siswa kelas III – IV diajak SDIT yang berlokasi di Jalan Utan Jaya, RT 08/03, No.53, Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Cipayung ke Taman Makam Pahlawan (TMP) yang berada di kawasan Kecamatan Cilodong.

LAPORAN: PEBRI MULYA


Kepala SDIT Mawaddah, Djuhana mengatakan, kegiatan berziarah ke TMP selalu diadakan pihaknya di momen Hari Pahlawan. Siswa-siswanya ke TMP dengan cara jalan kaki dari sekolahnya, dengan memakan jarak sekitar 1 Kilometer.
“Untuk siswa kelas III – IV diajak ke Taman Makam Pahlawan, sedangkan untuk siswa kelas I dan II, diajak ke makam pewakaf tanah sekolah, yakni Almarhum H. Sean,” ucapnya kepada Radar Depok.
Djuhana menjelaskan, siswa yang ke TMP tidak hanya sekedar datang saja, tetapi mereka juga melakukan tabur bunga di makam-makam pahlawan yang ada di sana. Selain itu, ada juga tugas untuk siswa, yakni mendata nama-nama pahlawan yang ada di makam, dan menghitung jumlah makam yang ada.
“Ini adalah kegiatan pembelajaran yang lebih bermakna, jadi tidak hanya sekedar simbolis saja, siswa diajak langsung melihat makan para pahlawan. Selain itu, juga memberitahukan keberadaan Taman Makam Pahlawan yang ada di Kota Depok,” jelasnya.
Djuhana menjelaskan, di era sekarang ini yang dimaksud pahlawan ada beragam. Karena, sekarang ini adalah jaman mengisi kemerdekaan. Misalnya, guru adalah pahlawan pendidikan, lalu ada lagi yang penggiat lingkungan, bisa menjadi pahlawan alam. Jadi, sekarang ini bukan lagi pahlawan kemerdekaan, tetapi menjadi pahlawan pengisi kemerdekaan. Namun, kita tetap harus mengenang jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
“Pahlawan di era sekarang ini, adalah orang yang berani memperjuangkan kepentingan umum, dari pada hanya mementingkan dirinya sendiri,” katanya. (*)

Sumber : http://radardepok.com/2017/11/edukasi-di-hari-pahlawan/

Festival Literasi Apresiasi Edukasi



West Java Leader’s Reading Challange (WJLRC), 
SDIT Mawaddah mengadakan Festival Literasi



PEBRI/RADAR DEPOK APRESIASI: Orang tua siswa menyerahkan potongan nasi tumpeng kepada Kepala SDIT Mawaddah, Djuhana sebagai ucapan Selamat Hari Guru dalam kegiatan Festival Literasi, Sabtu (26/11/2017).

DEPOK – Sebagai salah satu sekolah yang menjalani program West Java Leader’s Reading Challange (WJLRC), SDIT Mawaddah mengadakan Festival Literasi. Dimana dalam kegiatan tersebut, ditampilkan beberapa potensi dan bakat anak, stand kerasi siswa, serta diadakan talkshow.
Penganggung Jawab Festival Literasi, Suaibatul Aslamiyyah mengatakan, ini adalah sebuah kegiatan gebyar untuk mengajak dan menyosialisasikan kepada siswa dan juga orang tua tentang manfaat dari membaca. Kegiatan tersebut, juga terinspirasi dari Festival Literasi yang diadakan Kemendikbud beberapa pekan lalu.
“Dalam Festival Literasi, kami juga melibatkan orang tua siswa. Jadi, tidak hanya kegiatan untuk siswa saja, tetapi juga untuk orang tua,” ucapnya kepada Radar Depok.
Dalam kegiatan talkshow pun masih mengangkat tema tentang literasi. Dimana, materi yang dibahas yakni tentang bagaimana orang tua mengajak anak untuk membaca sesuai dengan tingkat usianya, Selain itu, dibahas juga tentang manfaat dari kegiatan literasi dalam kehidupan sehari-hari.
“Literasi sebenarnya tidak hanya sekedar membaca, tetapi siswa harus mengetahui pesan dan hikmah dari apa yang mereka baca. Sehingga, ada manfaat sebagai pembentukan karakter,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SDIT Mawaddah , Djuhana menuturkan, di sekolahnya memiliki program yang berkaitan dengan literasi. Misalnya, tiap harinya diadakan waktu sekitar 15 menit, untuk siswa membacara buku. Lalu, di hari Kamis tiap pekannya, diadakan Readaton, yang diikuti siswa dari kelas I – VI. Di SDIT Mawaddah menargetkan tiap siswanya, dalam waktu sebulan bisa membaca dua buku.
“Dalam kegiatan membaca 15 menit tiap hari dan Readaton, siswa bebas membaca buku, mereka membaca buku non pelajaran, agar mereka memiliki banyak referensi dalam kehidupan,” katanya. (peb)

Sumber : http://radardepok.com/2017/11/festival-literasi-apresiasi-edukasi/

160 Siswa SDIT Mawaddah Depok jadi Tahfidzul Quran


WISUDA TAHFIDZ AL QUR'AN
SANTRI SDIT MAWADDAH T.P 2018

PEBRI/RADAR DEPOK
BERHASIL: Siswa Tahfidzul Quran diwisuda dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu (20/1).

DEPOK – Sebanyak 160 siswa kelas I-VI di SDIT Mawaddah menjadi peserta Wisuda Tahfidzul Quran, Sabtu (20/1). Wisuda yang disatukan dengan acara Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut, adalah pemberian apresiasi kepada siswa yang sudah hafal juz 30 dan ada yang sudah hafal sampai juz 29 Alquran.
Penanggung Jawab Program Tahfidzul Quran, Rina Kurnia mengatakan, ini adalah ketiga kalinya SDIT Mawaddah mewisuda siswa dalam program Tahfidzul Quran. Jadi setiap tahun ajaran diadakan wisuda untuk siswa yang berhasil menyelesaikan hafalannya.
“Siswa yang diwisuda, ada yang hafal satu juz, satu setengah juz, dan ada yang sudah dua juz,” ucapnya.
Rina menuturkan, jadi dalam Program Tahfidzul Quran, siswa menghafal setiap hari di rumah, lalu nanti hafalannya diasetorkan ke guru. Jadi, di program ini melibatkan orang tua, untuk membantu mengawasi dan membina siswa untuk menghafal Al quran. Sehingga, ada kerjasama yang baik antara orang tua dengan sekolah.
“Orang tua pun jadi terdorong untuk membaca atau menghafal Al qurqn, karena perlu ada pembinaan dari orang tua di rumah,” katanya.
Rina menjelaskan, ada juga beberapa ayat pilihan yang harus dihafal siswa. Mereka juga diajarkan untuk bisa membaca dengan tartil yang baik. Semoga, dengan menghafal Al quran, siswa menjadi tertarik untuk mengetahui makna-makna kebaikan di Al quran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. “Total siswa keseluruhan ada 560 siswa. Program Tahfidzul Quran, wajib untuk siswa,” katanya.
Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang menjadi pemberi tausyiah adalah Ust. Endang Setiawan yang menjadi pembina tahsin guru-guru di SDIT Mawaddah. (peb

Sumber : http://radardepok.com/2018/01/160-siswa-jadi-tahfidzul-quran/